Demi melindungi Masyarakat Indonesia, Kelompok Muslim, Nahdlatul Ulama mengatakan kepada Kardinal Suharyo. Mereka Membentuk Masyarakat Yang Lebih Kuat dan lebih adil. Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo, Berbicara dalam Acara yang disiarkan Langsung di YouTube untuk merayakan ulang tahun ke 95 Nahdlatul Ulama, yang saat ini adalah Organisasi Islam Moderat terbesar di Indonesia.
Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo dari Jakarta telah meminta Organisasi Islam Moderat terbesar, untuk menjadi Penjaga Negara dengan mempromosikan Masyarakat yang lebih kuat dan lebih adil. Komentarnya muncul dalam pesan saat Diskusi yang disiarkan Langsung di YouTube dua hari sebelum Nahdlatul Ulama (NU) merayakan ulang tahunnya yang ke 95 pada 31 Januari.
Dia berkata, “Saya percaya bahwa salah satu dari beberapa cara untuk melindungi Bangsa adalah dengan memperkuat Masyarakat, dan saya yakin Keluarga Besar NU bisa menjadi Pelopor untuk mencapai hal itu.” Kardinal Suharyo juga berkata, “Organisasi yang Didirikan pada Tahun 1926, yang memiliki lebih dari 90 Juta Anggota, NU dapat menghasilkan tokoh-tokoh yang dapat menegakkan Tiga Pilar Utama Masyarakat yang beradab, Kebaikan bersama, Keadilan dan Tanggung Jawab.”
Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Kardinal Suharyo menunjuk Dokumen Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama yang ditandatangani di Abu Dhabi pada 4 Februari 2019, oleh Paus Francis dan Sheikh Ahmed el- Tayeb, Imam Besar Al-Azhar. Dokumen tersebut Merangkum banyak Tantangan yang harus dihadapi bersama-sama, Masalah yang berkaitan dengan Kemanusiaan harus tetap dihadapi meskipun ada Perbedaan Agama.
Dia berkata, “Jika kita bisa melakukan ini, Masyarakat Sipil yang Sejati bisa tercapai di Seluruh Warga Negara Indonesia.” Organisasi Besar NU, mungkin bisa berperan penting dalam melindungi Negara Kesatuan Republik Indonesia di tengah gesekan yang berlawanan antar Umat Beragama. Inilah Tantangan yang dihadapi Organisasi NU sekarang, Hal ini tertuju pada Kelompok Garis Keras di Indonesia yang ingin menunjukkan Ideologi Dunia.
Ketua organisasi NU, Said Aqil Siradj, mengatakan dalam pidatonya, organisasinya harus memperjuangkan Keadilan bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Dia berkata, “Mari kita perjuangkan Keadilan karena masih banyak orang yang menghadapi Penindasan, Hidup dalam kemiskinan, dan belum bisa menikmati hak-haknya. Mari kita berdiri di sisi Rakyat Kecil yang masih membutuhkan bantuan kita.”
Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia, yang sekaligus Organisasi Gereja Kristen terbesar di Indonesia, Pendeta Gomar Gultom, berterima kasih kepada NU, atas kontribusinya dalam Melawan Pandangan Ekstrim yang Bertolak Belakang. Mungkin Bangsa ini berhutang Budi kepada NU, atas perannya dalam mendorong Toleransi dan Persaudaraan.
Hal itu telah membantu membentuk Indonesia yang menjunjung Tinggi nilai-nilai Pancasila, dengan Lima Asas yang mengangkat Ideologi Nasional yang menetapkan Ketuhanan, Masyarakat yang adil dan beradab, Indonesia bersatu, Demokrasi yang dipandu oleh Konsensus, dan Keadilan Sosial bagi semua Warga Negara. NU telah mengambil bagian dalam prinsip-prinsip ini dan telah berpengaruh dalam melawan mereka yang berusaha menghancurkan keragaman.