Pembuat Kendaraan Listrik Amerika Serikat, Tesla, telah mengusulkan bergabung dengan Rencana Indonesia Menciptakan Rantai Pasokan Baterai EV di dalam Negeri. Septian Hari Seto, Deputi Bidang Investasi dan Pertambangan di Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, mengatakan dalam sebuah Jumpa Pers, bahwa Negara Nikel itu sudah melakukan pembicaraan dengan Teknologi Amperex Kontemporer China, yang dikenal sebagai CATL dan LG Chem Korea Selatan.
Pembicaraan itu mengenai Rencana untuk membuat Rantai Pasokan Baterai EV, Mereka sangat Senang karena Teknologi Baterai Lithium Tesla termasuk yang terbaik di Dunia. Deputi Seto berkata, “Kalau kita punya Investasi dari CATL, LG, dan Tesla, kita bisa Belajar banyak dari sini, karena yang kita minta adalah Transfer Teknologi. Ini kesempatan untuk bekerjasama dengan tiga Perusahaan Kelas Dunia dengan Teknologi Baterai Lithium yang canggih.”
Dia juga mengatakan, ada Potensi Kerjasama atas Sistem Penyimpanan Energi dengan Tesla, seperti Bank Daya hingga Puluhan Megawatt dengan Gagasan untuk dapat menggantikan Pembangkit Listrik yang mencapai puncaknya, ketika permintaan Listrik jauh melebihi penggunaan rata-rata. Sebagai Eksportir Utama Nikel, Indonesia pernah menghentikan pengiriman Nikel Tahun lalu, dalam upaya mengembangkan Rantai pasokan Nikel penuh, mulai dari Ekstraksi, kemudian diproses menjadi Logam dan Bahan Kimia yang digunakan dalam Baterai, untuk memenuhi permintaan Kendaraan Listrik (EV).
Tesla mengatakan, Tahun lalu sedang mencari Sumber Nikel yang dapat diandalkan secara Global, setelah memperingatkan Biaya Baterai saat itu tetap menjadi Rintangan bagi pertumbuhannya. Seto juga berkata, tidak bisa mengizinkan keterlibatan Tesla jika mereka hanya ingin mengambil Bahan Mentah, Proposal ini tidak hanya sekedar mengambil Bahan Mentah.
Sebagai Negara dengan Cadangan Nikel terbesar di Dunia, Indonesia sudah menyumbangkan 23% dari Cadangan Nikel Global. Nikel yang merupakan Bahan Utama dalam Baterai EV untuk Kendaraan Listrik, Pemerintah mengharapkan Cadangan tersebut dapat digunakan dengan baik. Bersama dengan Investasi dari Perusahaan Baterai dan Kimia terkemuka Dunia, Perusahaan tersebut dapat membantu memposisikan Indonesia sebagai Pemain Kunci dalam Pasar Kendaraan Listrik Global.
Dengan menjadikan Nusantara sebagai Pusat Produksi Kendaraan Listrik itu sendiri, Rencana Indonesia untuk menciptakan Baterai EV mampu bersaing di Industri Baterai. Prospek Investasi dari Perusahaan Asing terkemuka, telah mendorong persaingan Saham Produsen Nikel dalam beberapa Bulan terakhir. Harga saham dan Aneka Tambang yang dikendalikan Negara telah meningkat 230% sejak awal Oktober, sementara Saham Vale Indonesia, Produsen Nikel terbesar berdasarkan Pengeluaran, naik hingga 60% Pada Periode yang sama.
Perusahaan Induk Pertambangan Milik Negara, Mind Id, mengakuisisi 20% Saham di Vale Indonesia Tahun lalu seharga 5,52 triliun, Aneka Tambang juga berada di bawah Mind Id. Saat itu Pemerintah Indonesia memberlakukan kembali larangan Ekspor Bijih Nikel pada Januari Tahun lalu, Dua Tahun lebih cepat dari Tanggal yang direncanakan, Upaya tersebut untuk mendukung Pengembangan Industri hilir Nikel.