Mary Ng, Menteri Bisnis Kecil, Promosi Ekspor, dan Perdagangan Internasional Kanada, mengumumkan bahwa negaranya telah meluncurkan Konsultasi Publik tentang Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) dengan Indonesia. Konsultasi Publik itu adalah Proses Pengaturan yang mempertimbangkan masukan Publik untuk Proyek, Kebijakan, dan Undang-Undang Berskala besar. Warga Kanada memiliki waktu hingga 23 Februari 2021, untuk mengirimkan tanggapan mereka terhadap Konsultasi tersebut.
Dikabarkan CEPA akan menguntungkan Eksportir dan Importir Kanada karena akan meningkatkan Akses ke Ekonomi terbesar ASEAN, dan untuk Indonesia, Negara terpadat keempat di Dunia. Selain mengembangkan CEPA dengan Indonesia, tujuan Kanada akan membantu dalam mencapai Kesepakatan Perdagangan Bebas (FTA), dengan ASEAN.
Kanada yang telah menjadi Mitra Dialog ASEAN sejak 1977, adalah Negara dari 10 Negara yang memiliki status ini, di mana kedua Kawasan Bekerja sama dalam kepentingan Ekonomi, Masalah Politik dan Keamanan, Integrasi Kawasan, dan Dialog Antaragama. Meskipun Perdagangan Bilateral tetap kecil dengan Potensi Pertumbuhan yang besar, Perdagangan Bilateral antara Kanada dan Indonesia tetap kecil di atas 52,3 Triliun pada Tahun 2019, dibandingkan dengan tetangganya, Amerika Serikat yang lebih besar hingga mencapai 424 Triliun pada Tahun yang sama.
Kanada adalah Negara Pengekspor Utama Produk Gandum dan Meslin ke Negara Indonesia, dengan nilai lebih dari 7 Triliun. Meskipun permintaan menurun pada Tahun 2020 karena Pandemi COVID-19, Nilai diperkirakan akan meningkat lagi pada Tahun 2021. Dengan Hal itu akan menghadirkan Peluang Bisnis yang terukur bagi Pemasok Kanada, Indonesia yang mengimpor lebih dari 11 Juta Ton Gandum setiap Tahun, membuat Indonesia menjadi salah satu pengimpor terbesar di Dunia.
Karena Iklim Tropis Negara sedikit menyulitkan penanaman, Pendapatan Per Kapita serta Pertumbuhan kelas menengah telah dikaitkan dengan Peningkatan Konsumsi Produk berbasis Gandum. Kanada secara kasar memiliki 16% bagian Pasar, yang mengekspor lebih dari 2,28 Juta Ton, dan menjadikan negara Kanada pasar Ekspor terbesar untuk tanaman tersebut.
Gandum Durum Kanada sangat Populer di Indonesia, karena digunakan untuk membuat Roti dan Mie. Sedangkan Indonesia adalah Pasar Mie Instan terbesar kedua di dunia setelah China, dengan permintaan mencapai lebih dari 12 Miliar Porsi setiap Tahun. Negara Kanada juga menghadapi persaingan dari Australia, yang menyumbang antara 40 hingga 60% dari Impor Gandum tahunan Indonesia, lebih dari 17 Triliun.
Bisnis Australia juga memiliki keunggulan lain di Sektor ini, Indonesia dan Australia telah melakukan pengesahan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA). IA-CEPA akan meningkatkan Akses Pasar untuk barang, dan hampir semua barang yang diekspor dari pasar masing-masing akan menurunkan Tarif atau bebas Tarif.
Peternakan Industri Daging Sapi Indonesia adalah Peluang lain yang dapat diskalakan bagi Perusahaan Kanada. Kanada sendiri telah menduduki Peringkat ketujuh Dunia, untuk Ekspor Daging Sapi pada Tahun 2020 dengan total 500.000 Ton. Jika Negara tersebut dapat mengikuti Persyaratan Sertifikasi Halal Indonesia, maka Negara tersebut dapat memasuki salah satu Pasar Daging Sapi terbesar di Asia.
Persaingan yang semakin ketat karena Indonesia juga merupakan Pelanggan terbesar Australia untuk Sapi Hidup, dengan mengimpor lebih dari 675.000 Ton setiap Tahun. Infrastruktur adalah Sektor penting lainnya yang harus dieksplorasi oleh Bisnis Kanada, terutama dalam Layanan Teknik khusus, seperti pada Pengembangan Pelabuhan dan Kota Pintar.
Indonesia juga terus memperluas Jaringan Angkutan Umum, Bandara, dan kegunaanya seiring dengan Rencana Pemerintah yang menghabiskan lebih dari 5,6 Kuadriliun untuk pembangunan infrastruktur hingga Tahun 2024. Pemerintah yang sedang membangun Ibu Kota baru senilai 467 Triliun di Pulau Kalimantan, Upaya itu dimaksudkan untuk menjadikan Kota Hijau yang Cerdas. UKM Kanada yang memberikan Solusi khusus untuk Proyek itu sebaiknya telah mengeksplorasi Peluang.
Sektor Layanan Digital Dalam Laporan yang dilakukan oleh Temasek, Google, dan Bains & Co, Ekonomi Digital Indonesia diperkirakan akan bernilai 1,7 Kuadriliun pada Tahun 2025, dan didukung oleh e-commerce, perjalanan Online, Layanan Keuangan, Media Online, Transportasi, dan Pengiriman Makanan, Teknologi Kesehatan, dan Sektor Edtech.
Perusahaan Kanada dapat menyediakan Layanan Digital dari Ridesharing hingga Platform Fintech dapat memperoleh keuntungan dari Ekonomi Digital Indonesia yang besar dan berkembang. Penting bagi Kanada untuk menyesuaikan Strategi mereka dengan Pasar Lokal, seperti menyediakan Metode Pembayaran Online dan Tradisional. Layanan Keuangan Digital, misalnya, memiliki Ruang pertumbuhan yang sangat besar di Indonesia, Per usahaan Fintech dapat mengembangkan penilaian Kredit Alternatif untuk UKM Indonesia.
Sementara FTA Kanada-ASEAN terus terlibat dalam pembentukan CEPA dengan Indonesia, Negara itu juga mencari Peluang untuk menjajaki FTA dengan Blok ASEAN. Kanada telah memiliki Pengaturan Perdagangan Bebas dengan beberapa Negara ASEAN seperti Malaysia, Singapura, Vietnam, dan Brunei, melalui keanggotaannya dalam Comprehensive Progressive Agreement for the Tran-Pacific Partnership (CPTPP), yang ditandatangani secara Resmi pada Tahun 2018.
Kanada menjadi Dialog bermitra sejak Tahun 1977, dan mendirikan Deklarasi Bersama Perdagangan dan Investasi Kanada-ASEAN (JDTI) pada Tahun 2011, yang menyediakan Platform bagi Kanada dan ASEAN untuk bertukar Informasi tentang Peluang Perdagangan dan Investasi. Kanada dan ASEAN meluncurkan Diskusi Eksplorasi untuk FTA pada Tahun 2017, dan keduanya telah melakukan beberapa Studi Kelayakan untuk menilai Potensi keuntungan Ekonomi dari FTA pada pertengahan 2018, dan Kedua Kawasan mengumumkan Kesimpulan dari Diskusi Eksplorasi.