Bali Association mengambil bagian dalam Hari Pembersihan Pesisir Internasional, Pariwisata Indonesia Sangat Berperan Penting dan Sangat Berpengaruh di Dunia. Lebih dari 75 Anggota dan 622 Peserta berpartisipasi untuk meramaikan Acara tersebut. Program yang bermula dilakukan oleh Organisasi non Profit, Ocean Conservancy 35 Tahun yang lalu, Kini sudah memiliki 6 Juta Relawan dari 90 Negara. Acara yang melibatkan Komunitas Lokal, Sekolah dan Para Pengusaha, Pembersihan itu dilakukan di 9 Wilayah yang berbeda di Bali termasuk Nusa Dua, Tanjung Benoa, Sanur, Uluwatu, Jimbaran, Tuban, Seminyak, Klungkung dan Canggu.
Dengan Pandemi COVID-19 yang masih di Waspadai, Para Relawan yang mengikuti Acara harus mematuhi Protokol Kesehatan dan Keselamatan yang diberikan dari Pemerintahan Bali. Kelompok Acara yang dibuat dengan Skala Kecil dan disebarkan untuk memastikan Jarak Fisik kesama Relawan, Peserta diwajibkan menggunakan Masker dan Sarung Tangan. Semua Sampah yang telah terkumpul dalam Acara akan dimasukkan ke dalam Aplikasi ICC Clean Swell.
Simona Chimenti, Direktur Lingkungan Asosiasi Hotel Bali menjelaskan Inisiatif itu merupakan salah satu Upaya mereka untuk mengedukasi Anggota dan karyawannya tentang pentingnya Menjaga Lingkungan, Khususnya mereka yang dekat dengan Laut. Sejak 2013, BHA adalah satu-satunya Organisasi di Bali yang telah berpartisipasi dalam Inisiatif setiap Tahun.
Pulau Bali yang menjadi bagian dari Komunitas Global Relawan Ocean Conservancy, Inisiatifnya dalam Acara Hari Pembersihan Pesisir Internasional telah mencakup Wilayah yang Luas di sepanjang Tepi Sungai dan Garis Pantai. Relawan pun disarankan untuk menggunakan Alat Ramah Lingkungan seperti Kantong Sampah yang dapat digunakan kembali.
Setiap Akhir Pembersihan, Sampah yang dikumpulkan harus dikategorikan, Ditimbang dan dicatat sebelum dikirim ke Pengelolaan Sampah. Laporan tersebut akan dikirim ke Program TIDES (Informasi Sampah dan Data untuk Pendidikan dan Solusi) untuk Hasil Usaha Mereka. Acara Partisipasi tersebut dijadikan sebagai Tujuan Utama Dunia, Bali yang terkenal dengan Budaya, Seni dan alamnya yang Unik, Terutama pantainya yang masih asli.
Pulau Bali juga menghadapi beberapa Masalah yang terkait dengan Pertumbuhan Pariwisata, Salah satunya adalah meningkatnya Sampah yang terdampar di Pantai setiap Tahun. Anggota mereka mempraktikkan Upaya Penghijauan dalam Operasi sehari-hari, Seperti bertanggung jawab dalam meminimalkan Penggunaan Kertas dan Plastik, Penghematan Energi dan Pengelolaan Limbah.
Mereka juga berharap dapat memastikan Masa Depan Pariwisata Bali yang berkelanjutan. Bali Hotels Association adalah Grup Profesional Hotel dan Resor berbintang di Pulau Bali. Anggota dan Manajer Umum mereka juga termasuk di 157 Hotel dan Resor yang mewakili 27.000 Kamar Hotel dan hampir 35.000 Karyawan di Sektor Pariwisata Pulau Bali.
Salah satu Tujuan BHA adalah Mendukung dan memfasilitasi Perkembangan Masyarakat, Pendidikan dan Keadaan Lingkungan, BHA telah memulai banyak Proyek yang melibatkan Anggota Persatuan dan Anggota Profesional dibidang Industri. Mungkin kepentingan tersebut dapat dicapai melalui Proyek Jangka Panjang yang saling mendukung dan menguntungkan untuk semua Perwakilan Wilayah Pulau.
Indonesia adalah Penandatangan Pertama Konvensi Etika Pariwisata UNWTO, Indonesia juga telah menjadi yang Pertama di Framework Convention on Tourism Ethics. Sarana penting itu dibuat untuk memastikan Pariwisata Global yang Adil dan Bekerja untuk Semua Orang. Pertemuan yang diselenggarakan oleh Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO), Merupakan Langkah Penting menuju Perjanjian Internasional dalam Peraturan Tak Tertulis.
Langkah tersebut diangkat pada Pertemuan ke 23 dalam Sidang Umum UNWTO pada September 2019, Dengan Lingkungan Usaha yang saat itu menghadapi Krisis terbesar dalam sejarahnya. Penandatanganan Hari itu adalah Tanda yang jelas bahwa Negara Anggota mengharapkan UNWTO untuk Memimpin dengan Tegas dan tetap berkomitmen pada misinya untuk memulai kembali Pariwisata Dunia.
Peraturan tersebut adalah Langkah Besar untuk Maju dan memperkenalkan Kode Etik Pariwisata yang Universal serta mengikat Sektor Sosial Ekonomi di Dunia. Dalam Upacara Khusus yang dihadiri oleh Duta Besar Negara untuk Spanyol, Bapak Hermono yang bertempat di Kantor Pusat UNWTO, Indonesia menjadi Negara Pertama yang menandakan Komitmen yang Kuat untuk menegakkan Prinsip-Prinsip Etika tertinggi dalam mengembangkan Sektor Pariwisata.
Indonesia memainkan Peran Penting dalam Penyusunan Peraturan sebagai bagian dari Komite yang mengubah Kode Etik Pariwisata Global menjadi Instrumen yang mengikat secara Hukum Internasional. Indonesia adalah Negara Anggota sejak Tahun 1975, Saat itu Bekerja sama dengan UNWTO untuk memulai kembali Pariwisata setelah Pandemi COVID-19 pada September 2020. UNWTO melakukan Pertemuan Virtual dengan Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kementerian Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Pemerintah Daerah Bali untuk Bantuan Teknis, Solusi dan Pembukaan kembali Wisata Bali yang Aman bagi Pengunjung Internasional.